Sistem Motorik

Posted by Ajid Risdianto On December 2009

Sistem motorik adalah sistem terintegrasi dari sistem saraf dan otot untuk pergerakan manusia. ...

Nervus Fasialis

Posted by Ajid Risdianto On December 2009

Nervus Fasialis penting dalam klinis. Nervus ini terutama penting dalam ekspresi wajah manusia ...

Sistem sensorik

Posted by Ajid Risdianto On December 2009

sistem sensorik adalah sistem untuk menghantarkan informasi baik dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh ke sistem saraf pusat. Sistem ini teritegrasi dari reseptor yang bertugas mengubah rangsang menjadi impuls listrik. Impuls ini kemudian dihantarkan oleh sistem saraf eferent ke sistem saraf pusat. sistem saraf eferen ini terdiri atas bermacam serabut yang masing-masing mempunyai fungsi sendiri. ...

Reflek Cahaya

Posted by Ajid Risdianto On December 2009

Reflek cahaya sangat penting dalam klinis. Reflek cahaya menjadi pemeriksaan rutin mini neurologis pada pasien. Pemeriksaan reflek cahaya sangat sederhana, tetapi mempunyai arti klinis yang besar untuk menentukan tindakan pertolongan pada pasien. ...

Normal Pressure Hidrosephalus

Posted by Ajid Risdianto On December 2009

Normal Pressure Hidrocephalus (NPH) adalah hidrosefelus yang tidak disertai peningkatan tekanan intrakranial. NPH sering terjadi pada usia lanjut. NPH merupakan salah satu sebab penurunan kemampuan manusia disaat usia lanjut. Saat ini terapi NPH banyak yang menggunakan VP Shunt, dan menunjukkan kemajuan yang berarti bagi kemampuan pasien ...

Wednesday, October 24, 2012

Hidrosefalus.

Definisi hidrosefalus adalah ketidakseimbangan antara produksi, distribusi, dan penyerapan cairan otak sehingga menyebabkan penumpukan cairan otak berlebih di kepala.
Pada anak seringkali penumpukan ini menyebabkan pembesaran lingkar kepala karena tulang kepala anak yang masih elastis terhadap penambahan volume didalamnya. Sehingga seringkali masyarakat mengatakan bahwa hidrosefalus adalah kepala yang membesar. Anggapan ini tak sepenuhnya salah, tapi juga tak sepenuhnya benar. Pada orang dewasa dengan tulang kepala yang sudah tidak elastis menyebabkan tulang kepala tidak dapat membesar lagi sehingga otak lah yang akhirnya akan terdesak. Penumpukan cairan di otak dapat terjadi secara tiba-tiba atau merupakan proses yang perlahan. Pada kasus yang terjadi tiba-tiba perlu penanganan segera karena otak yang terdesak merupakan kondisi yang berbahaya.
Baca Selengkapnya......

Monday, April 23, 2012

Sistem Saraf Otonom Perifer (Bag 2)

Oleh Adtya Anandito
Hubungan neural hipotalamus dengan sistem saraf otonom perifer. Hipotalamus menjalankan fungsi regulasi dan kontrolnya pada seluruh sistem saraf simpatis dan parasimpatis melalui jaras desendenss yang antara lain meliputi medial forebrain bundle, traktus mamilotegmentalis, dan fasikulus longitudinalis dorsalis (Schutz). Ketiga jaras serabut ini menghubungkan hipotalamus dengan sistem retikularis mesensefali desendens, yang kemudian membawa impuls sentral ke berbagai komponen sistem saraf simpatis dan parasimpatis.
Sistem Saraf Simpatis.
Sistem saraf simpatis mempersarafi otot-otot polos pembuluh darah, viseral abdominal, kandung kemih, rektum, folikel rambut dan pupil, serta otot jantung, kelenjar keringat, kelenjar lakrimal, kelenjar salivatorik dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Otot-otot polos viseral abdominal, kandung kemih, rektum, dan kelenjar pencernaan di inhibisi, sedangkan target organ lainnya di stimulasi untuk berkontraksi. Kaliber arteri di dalam tubuh terutama diatur oleh sistem saraf simpatis. Peningkatan aktivitas simpatis menyebabkan vasokonstriksi. Anatomi. Asal serabut preganglionik dari segmen torakal T1 hingga T12 dan dari segmen lumbal pertama dan kedua. Beberapa serabut preganglionik berakhir di neuron kedua pada rantai simpatis kanan dan kiri. Sisanya melewati rantai simpatis tanpa membentuk sinaps dan berakhir di neuron kedua di ganglion prevertebralis. Pada kasus lainnya, serabut postganglionik neuron orde kedua menghantarkan impuls simpatis menuju organ target.
Rantai simpatis.
Serabut preganglionik berasal dari neuron di komu laterale medula spinalis (kolum sel intermediolateral) dan kemudian bergabung dengan akson neuron motorik somatik untuk keluar dari medula spinalis di radiks anterior. Setinggi ganglion spinalis, serabut otonom kembali terpisah dari serabut somatik dan masuk ke rantai simpatis melalui ramus komunikans albus, yang berwama putih karena serabutnya bermielin. Beberapa serabut preganglionik telah berakhir pada jaras neuron kedua pada level segmental yang sama, tetapi yang lain berjalan satu atau dua level ke atas atau ke bawah rantai simpatis sebelum membuat sinaps dengan neuron keduanya. Ada serabut lain yang melewati rantai simpatis tanpa membentuk kontak sinaptik dan kemudian berakhir pada neuron kedua di ganglion prevertebralis. Pada semua kasus, serabut postganglionik yang tidak bermielin meninggalkan rantai simpatis di ramus komunikans griseus, yang bergabung kembali dengan nervus spinalis pada level segmental yang sama, sehingga serabut-serabutnya berjalan ke dermatom kutan yang bersesuaian. Di kulit, serabut otonom mempersarafi pembuluh darah kutan, muskulus erektor pili, dan kelenjar keringat.
Persarafan simpatis kepala dan leher.
Beberapa serabut postganglionik mencapai targetnya di perifer melalui saraf spinal segmental, tetapi serabut lainnya dengan berjalan di sepanjang pembuluh darah dan percabangannya, terutama di kepala dan leher. Medula spinalis servikalis tidak memiliki nukleus simpatis sehingga, persarafan simpatis kepala dan leher berasal dari kolum sel intermediloteral segmen torakal keempat atau kelima teratas. Serabut postganglionik dari segmen-segmen ini berjalan naik di dalam rantai simpatis, dan berakhir di tiga ganglion di bagian ujung rostralnya: ganglion servikale superius, ganglion servikale medium, dan ganglion servikotorasikum (stelatum). Ganglion-ganglion tersebut merupakan lokasi relai sinaptik dengan neuron kedua, yang mengeluarkan serabut postganglionik. Beberapa serabut tersebut berjalan bersama dengan saraf spinal ke dermatom kutan servikal. Serabut lainnya, serabut tidak bermielin dari ganglion servikale superius dari pleksus karotikus eksternus, yang menemani arteri karotis eksterna serta percabangannya ke kepala dan wajah, mempersarafi kelenjar keringat, otot polos folikel rambut, dan pembuluh darah. Ada juga serabut lain yang berjalan bersama dengan arteria karotis internus sebagai pleksus karotikus interna, yang mempersarafi mata (muskulus dilatator pupilae, otot-otot orbitalis, dan muskulus tarsalis) serta kelenjar lakrimal dan kelenjar saliva.
Persarafan simpatis jantung dan paru.
Serabut postganglionik dari ganglion servikalis dan empat atau lima ganglia torasika teratas berjalan di dalam nervus kardiakus ke pleksus kardiakus, yang mempersarafi jantung. Nerves pulmonalis mempersarafi bronki dan paru. Persarafan simpatis organ abdomen dan pelvis. Serabut preganglionik muncul di segmen torakal T5 hingga T12 dan berjalan, melalui nervus splankhnikus mayor dan minor, ke ganglion prevertebral yang tidak berpasangan (ganglion seliakum, ganglion mesenterikum superius, dan ganglion mesenterikum inferius), yang terletak di sepanjang aorta setinggi tempat berasalnya cabang aorta dengan nama yang sesuai. Di dalam ganglia tersebut, serabut splankhnik membuat sinaps dengan neuron simpatis orde kedua, yang kemudian membentuk serabut postganglionik untuk viseral abdomen dan pelvis. Kebalikan dengan serabut parasimpatis, serabut postganglionik simpatis sangat panjang dan membentuk berbagai pleksus sebelum mencapai organ targetnya.
Medula adrenal.
Medula adrenal menempati posisi khusus pada sistem saraf simpatis. Struktur ini analog dengan ganglion simpatis, yaitu dipersarafi langsung oleh serabut preganglionik. Serabut-serabut ini membentuk sinaps dengan neuron kedua yang dimodifikasi di dalam medula adrenal, yang bukannya memiliki akson, tetapi justru mengsekresikan epinefrin dan norepinefrin ke dalam aliran darah. Aktivasi simpatis menginduksi medula adrenal untuk mengsekresikan epinefrin dan norepinefrin, yang kemudian memberikan efek simpatis di perifer. Struktur ini terutama penting pada kondisi stres.
Baca Selengkapnya......

Friday, April 20, 2012

EARLY DEVELOPMENT OF THE NERVOUS SYSTEM (Bag 2.)

Oleh : Arwinder Singh


Histogenesis
Dinding tabung saraf yang baru saja tertutup terdiri atas sel-sel neuroepitel yang akan meluas dan membentuk lapisan epitel bertingkat. Sel-sel ini akan akan membelah dengan cepat dan menghasilkan lebih banyak sel-sel neuroepitel lain. Selama minggu ke-4, neural groove menutup dan terbentuk neural tube diawali pada daerah somite 4 – 6, proses fusi neural folds kearah cranial membentuk otak dan caudal membentuk medulla spinalis. Sel-sel ectodermal berkembang dan membentuk 3 zona konsentris yaitu : 1) germinal (neuroepitelial), 2) mantle, dan 3) marginal. Sel original neural tube yang berupa lapis tunggal terbagi yang kemudian membentuk neuroepithelium pseudostratified yang terus melebar sampai dengan permukaan luar neural tube. Sel-sel yang dekat dengan canal centralis disebut lapisan germinal. Sel-sel ini terbagi dengan cepat, menebal pada dinding neural tube dan berakhir dengan membentuk neuroblast dan glioblast.






Proses undifferensiasi sel pseudostratified neuroepithelium akhirnya bermigrasi keluar dan membentuk 3 lapisan yang terdiri atas 1) di internal, lapisan ependymal columnar – yang menjadi lapisan ependymal dan epithel plexus choroid, 2) di tengah, lapisan sel mantle yang padat – akan menjadi substansia grisea, dan 3) di eksternal, lapisan marginal – akan menjadi substansia alba.

Sel-sel neuron berasal dari neuroepithelium neuroblast dan bermigrasi ke lapisan mantle. Neuroblast berkembang menjadi sel bipolar yang mempunyai axon dan dendrite primitif. Sel-sel penyokong primitif adalah sel glioblast dan bermigrasi ke dalam lapisan mantle dan marginal yang kemudian menjadi sel astrocyte dan oligodendrocytes. Microglia adalah merupakan derivat dari monocyte darah.

Keempat lamina: Basalis, Alaris, Atap/Roof dan Lantai/Floor
Sebagai akibat bertambahnya neuroblas yang terus menerus pada lapisan mantel, tiap sisi dari neural tube memperlihatkan penebalan pada sisi dorsal dan ventral. Penebalan ventral, lamina basalis, mengandung sel-sel motorik kornu anterior dan membentuk daerah motorik medula spinalis ; penebalan dorsal, lamina alaris membentuk daerah sensorik. Suatu alur yang memanjang, sulcus limitans, merupakan pembatas antara keduanya. Bagian midline dorsal dan ventral dari neural tube, yaitu lamina atap dan lamina lantai, tidak mengandung neuroblast dan terutama berperan sebagai jalan serabut saraf yang menyilang dari satu sisi ke sisi lainnya. Selain kornu motorik ventral dan kornu sensorik dorsal, sekelompok neuron berakumulasi diantara kedua daerah tersebut, dan membentuk kornu intermediat. Kornu ini mengandung neuron dari sistem saraf otonom bagian simpatis, dan berada di Thorakal (T1-T12) dan bagian atas Lumbal (L2 atau L3) dari medula spinalis.

Baca Selengkapnya......

Thursday, April 19, 2012

EARLY DEVELOPMENT OF THE NERVOUS SYSTEM

oleh: Arwinder Singh


Embriologi berasal dari kata Yunani (embryon-belum lahir dan logos-ilmu), merupakan cabang ilmu yang mempelajari perkembangan embrio mulai dari fertilisasi pada ovum sampai dengan perkembangan fetus. Selama perkembangan minggu ketiga hingga minggu kedelapan, suatu massa yang dikenal sebagai masa embriogenik atau masa organogenesis dimana masing – masing lapisan dari ketiga lapisan embrio membentuk banyak jaringan dan organ yang spesifik. Masa yang dimulai dari awal bulan ketiga hingga akhir kehidupan dalam rahim dikenal sebagai masa janin yang ditandai oleh penyempurnaan jaringan dan organ serta pertumbuhan tubuh yang cepat.



Pada awal minggu ke 2, inner cell mass berubah menjadi epiblast (ectoderm primitif) dan hypoblast (endoderm primitif). Diawal minggu ke-3, terjadi proses gastrulasi dan terbentuk mesoderm (yang berasal dari epiblast). Gastrulasi diawali dengan dengan pembentukan primitive streak pada daerah ujung caudal embryo, primitive streak menebal pada sumbu memanjang pada permukaan dorsal epiblast yang terdiri atas sel endoderm dan mesoderm. Bagian yang paling tebal dari primistive streak disebut primitive node (Hensen’s node). Sel-sel epiblast bermigrasi kearah anterior membentuk susunan seluler yang memanjang yang disebut dengan notochord. Permukaan ectoderm dorsal pada embryo kemudian akan menebal dan memanjang yang kemudian membentuk neural plate.
Neural plate berproliferasi membentuk lekukan memanjang di garis tengah yang disebut neural groove. Sayap neural plate (neural folds) berelevasi dan melipat kearah depan, yang akhirnya bertemu dan berfusi sehingga membentuk neural tube. Sel-sel di neural groove adalah sel neuroepithelial yang merupakan sel yang akan membentuk struktur pada seluruh susunan saraf pusat. Ujung rostral neural plate nantinya akan melebar dan akan membentuk otak, sedangkan ujung caudalnya akan membentuk medulla spinalis. Sementara rongga yang terbentuk, akan berkembang dan menjadi sistem ventrikel. Ectoderm dipinggir neural folds membentuk sel-sel yang dinamakan neural crest, yang akan terus tumbuh dan membentuk elemen utama dari sistem saraf perifer. Seiring dengan terbentuknya neural tube, primitive streak semakin berkurang peranannya.
Batas lateral neural folds tumbuh kearah medial dan bersatu (fusi) di garis tengah untuk membentuk neural tube, yang kemudian terpisah dari ectoderm. Fusi diawali di daerah servikal pada hari ke-21 dan terus berlangsung sampai neural plate lengkap menjadi neural tube. Penyatuan ini dimulai pada daerah cervikal dan berjalan ke arah sefalik dan kaudal. Saat penyatuan ini dimulai, bagian terbuka dari neural tube membentuk neuropore anterior dan posterior yang berhubungan dengan rongga amnion. Penutupan neuropore anterior terjadi pada tingkat 18-20 somit (hari ke-25), penutupan neuropore posterior terjadi 2 hari kemudian.

Ujung sefalik dari neural tube memperlihatkan tiga buah pelebaran, vesikel otak primer : a) prosencephalon atau forebrain, b) mesencephalon atau midbrain, c) rhombencephalon atau hindbrain. Serentak membentuk dua fleksura : a) fleksura cervikalis pada perbatasan hindbrain dan medula spinalis, b) fleksura sefalik pada daerah midbrain.
Ketika embrio berumur 5 minggu, proencephalon terdiri atas dua bagian ; a) telencephalon, dibentuk oleh bagian tengah dan dua penonjolan lateral, hemisfer serebri primitif, dan b) diencephalon, ditandai dengan pembentukan vesikel mata. Mesencephalon dipisahkan dari rhombencephalon oleh sebuah alur yang dalam yaitu isthmus rombencephalik.
Rombencephalon juga terdiri dari dua bagian : a) metencephalon yang akan membentuk pons dan cerebellum dan b) myelencephalon. Batas antara kedua bagian ini ditandai oleh fleksura pontis.

Rongga medula spinalis, kanalis sentralis, bersambungan dengan vesikel otak. Rongga rhombencephalon dikenal sebagai ventrikel 4, rongga diencehalon sebagai ventrikel 3 dan rongga pada hemisfer serebri sebagai ventrikel lateral. Rongga pada mesencephalon menghubungkan ventrikel 3 dan 4. Rongga ini menjadi sangat sempit dan selanjutnya dikenal sebagai aquaduktus Sylvii. Ventrikel lateral berhubungan dengan ventrikel 3 malalui foramen interventrikularis Monro.

Daftar Pustaka
T.W Sadler, Langman’s Medical Embryology. 9th edition. Central Nervous System page 433-483. Williams and Wilkins.
O’Rahilly R, Muller F. The Embryonic Human Brain. 3rd edition. Wiley-Liss. USA. 2006

Dias Mark S, McLane David G. Normal and Abnormal Early Development of the Nervous System in A.A.N.S Pediatric Neurosurgery. Page 31-46. 4th ed. W.B Saunders. New York. 2001

Rao. S Mahendra. Developmental Neurobiology. 4th ed. Page 1-18. Kluwer Academic/Plenum Publishers. New York. 2005

Baca Selengkapnya......

Monday, April 16, 2012

Sistem Saraf Otonom Perifer


Aditia Anandito

Pendahuluan
Sistem saraf otonom, bekerja secara bersama-sama dengan sistem endokrin dan berbagai nukleus batang otak, mengatur fungsi-fungsi vital yang diperlukan untuk mempertahankan lingkungan internal (homeostasis), termasuk respirasi, sirkulasi, metabolisme, suhu tubuh, keseimbangan cairan, pencernaan sekresi dan fungsi reproduktif. Penamaan "otonom" berasal dari fakta bahwa fungsi-fungsi tersebut dikontrol oleh mekanisme yang tidak disadari (involunter).

Hipotalamus merupakan pusat regulasi utama untuk seluruh sistem otonom perifer. Struktur ini mengontrol berbagai fungsi tubuh sebagian melalui impuls saraf dan sebagian melalui jalur hormonal, melalui sistem hipotalamus-hipofisis.
Lengan eferen sistem saraf otonom terdiri dari dua sistem yang saling melengkapi, sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis, yang umumnya memiliki efek antagonistik satu dengan lainnya. Serabut eferen kedua sistem terutama mempersarafi otot polos visera, pembuluh darah, dan kelenjar. Dengan demikian sering disebut dengan serabut eferen viseral (viseromotor), untuk membedakannya dari serabut aferen viseral sensorik. Serabut aferen viseral sensorik, tidak terbagi menjadi dua sistem.
Skema umum sistem saraf simpatis dan saraf parasimpatis. Jaras eferen final sistem simpatis dan parasimpatis terdiri dari dua neuron secara serial. Badan sel neuron pertama (preganglionik) terletak di dalam sistem saraf pusat, sedangkan neuron kedua (postganglionik) ditemukan di ganglion perifer.
Neuron pertama sistem saraf simpatis terletak di segmen torakal dan lumbal medula spinalis (kolum sel intermediolateral, TI–L2); karena alasan ini, sistem saraf simpatis kadang-kadang disebut dengan sistem torakolumbal. Beberapa neuron pertama sistem parasimpatis ditemukan di nukleus nervi kranialis III, VII, IX, dan X sedangkan sisanya ditemukan di kornu lateralis segmen sakral medula spinalis (sistem parasimpatis pelvik, S2–S4). Dengan demikian, sistem saraf parasimpatis kadang disebut sistem kraniosakral.




Neuron kedua sistem saraf simpatis tersusun dalam rantai ganglia prevertebral dan paravertebral (rantai simpatis), sedangkan neuron kedua sistem saraf parasimpatis umumnya terletak di dinding organ yang dipersarafi (ganglia intramural). Neuron pertama kedua sistem menggunakan asetilkolin sebagai neurotransmiternya. Neuron kedua sistem saraf parasimpatis juga menggunakan asetilkolin sebagai neurotransmiternya (sehingga nama alternatif lain untuk sistem saraf parasimpatis adalah sistem kolinergik). Namun, neurotransmiter neuron simpatis postganglionik adalah norepinefrin (sistem adrenergik). Kelenjar keringat merupakan pengecualian ketentuan ini, neuron simpatis kedua yang mempersarafinya adalah kolinergik, seperti neuron kedua sistem saraf parasimpatis.

Baca Selengkapnya......
 

Pembaca

Anda setuju patung Obama di Taman Menteng?

Template by NdyTeeN