Monday, April 16, 2012

Sistem Saraf Otonom Perifer


Aditia Anandito

Pendahuluan
Sistem saraf otonom, bekerja secara bersama-sama dengan sistem endokrin dan berbagai nukleus batang otak, mengatur fungsi-fungsi vital yang diperlukan untuk mempertahankan lingkungan internal (homeostasis), termasuk respirasi, sirkulasi, metabolisme, suhu tubuh, keseimbangan cairan, pencernaan sekresi dan fungsi reproduktif. Penamaan "otonom" berasal dari fakta bahwa fungsi-fungsi tersebut dikontrol oleh mekanisme yang tidak disadari (involunter).

Hipotalamus merupakan pusat regulasi utama untuk seluruh sistem otonom perifer. Struktur ini mengontrol berbagai fungsi tubuh sebagian melalui impuls saraf dan sebagian melalui jalur hormonal, melalui sistem hipotalamus-hipofisis.
Lengan eferen sistem saraf otonom terdiri dari dua sistem yang saling melengkapi, sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis, yang umumnya memiliki efek antagonistik satu dengan lainnya. Serabut eferen kedua sistem terutama mempersarafi otot polos visera, pembuluh darah, dan kelenjar. Dengan demikian sering disebut dengan serabut eferen viseral (viseromotor), untuk membedakannya dari serabut aferen viseral sensorik. Serabut aferen viseral sensorik, tidak terbagi menjadi dua sistem.
Skema umum sistem saraf simpatis dan saraf parasimpatis. Jaras eferen final sistem simpatis dan parasimpatis terdiri dari dua neuron secara serial. Badan sel neuron pertama (preganglionik) terletak di dalam sistem saraf pusat, sedangkan neuron kedua (postganglionik) ditemukan di ganglion perifer.
Neuron pertama sistem saraf simpatis terletak di segmen torakal dan lumbal medula spinalis (kolum sel intermediolateral, TI–L2); karena alasan ini, sistem saraf simpatis kadang-kadang disebut dengan sistem torakolumbal. Beberapa neuron pertama sistem parasimpatis ditemukan di nukleus nervi kranialis III, VII, IX, dan X sedangkan sisanya ditemukan di kornu lateralis segmen sakral medula spinalis (sistem parasimpatis pelvik, S2–S4). Dengan demikian, sistem saraf parasimpatis kadang disebut sistem kraniosakral.




Neuron kedua sistem saraf simpatis tersusun dalam rantai ganglia prevertebral dan paravertebral (rantai simpatis), sedangkan neuron kedua sistem saraf parasimpatis umumnya terletak di dinding organ yang dipersarafi (ganglia intramural). Neuron pertama kedua sistem menggunakan asetilkolin sebagai neurotransmiternya. Neuron kedua sistem saraf parasimpatis juga menggunakan asetilkolin sebagai neurotransmiternya (sehingga nama alternatif lain untuk sistem saraf parasimpatis adalah sistem kolinergik). Namun, neurotransmiter neuron simpatis postganglionik adalah norepinefrin (sistem adrenergik). Kelenjar keringat merupakan pengecualian ketentuan ini, neuron simpatis kedua yang mempersarafinya adalah kolinergik, seperti neuron kedua sistem saraf parasimpatis.

0 comments:

Post a Comment

 

Template by NdyTeeN