Showing posts with label Neuroanatomi. Show all posts
Showing posts with label Neuroanatomi. Show all posts

Monday, April 23, 2012

Sistem Saraf Otonom Perifer (Bag 2)

Oleh Adtya Anandito
Hubungan neural hipotalamus dengan sistem saraf otonom perifer. Hipotalamus menjalankan fungsi regulasi dan kontrolnya pada seluruh sistem saraf simpatis dan parasimpatis melalui jaras desendenss yang antara lain meliputi medial forebrain bundle, traktus mamilotegmentalis, dan fasikulus longitudinalis dorsalis (Schutz). Ketiga jaras serabut ini menghubungkan hipotalamus dengan sistem retikularis mesensefali desendens, yang kemudian membawa impuls sentral ke berbagai komponen sistem saraf simpatis dan parasimpatis.
Sistem Saraf Simpatis.
Sistem saraf simpatis mempersarafi otot-otot polos pembuluh darah, viseral abdominal, kandung kemih, rektum, folikel rambut dan pupil, serta otot jantung, kelenjar keringat, kelenjar lakrimal, kelenjar salivatorik dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Otot-otot polos viseral abdominal, kandung kemih, rektum, dan kelenjar pencernaan di inhibisi, sedangkan target organ lainnya di stimulasi untuk berkontraksi. Kaliber arteri di dalam tubuh terutama diatur oleh sistem saraf simpatis. Peningkatan aktivitas simpatis menyebabkan vasokonstriksi. Anatomi. Asal serabut preganglionik dari segmen torakal T1 hingga T12 dan dari segmen lumbal pertama dan kedua. Beberapa serabut preganglionik berakhir di neuron kedua pada rantai simpatis kanan dan kiri. Sisanya melewati rantai simpatis tanpa membentuk sinaps dan berakhir di neuron kedua di ganglion prevertebralis. Pada kasus lainnya, serabut postganglionik neuron orde kedua menghantarkan impuls simpatis menuju organ target.
Rantai simpatis.
Serabut preganglionik berasal dari neuron di komu laterale medula spinalis (kolum sel intermediolateral) dan kemudian bergabung dengan akson neuron motorik somatik untuk keluar dari medula spinalis di radiks anterior. Setinggi ganglion spinalis, serabut otonom kembali terpisah dari serabut somatik dan masuk ke rantai simpatis melalui ramus komunikans albus, yang berwama putih karena serabutnya bermielin. Beberapa serabut preganglionik telah berakhir pada jaras neuron kedua pada level segmental yang sama, tetapi yang lain berjalan satu atau dua level ke atas atau ke bawah rantai simpatis sebelum membuat sinaps dengan neuron keduanya. Ada serabut lain yang melewati rantai simpatis tanpa membentuk kontak sinaptik dan kemudian berakhir pada neuron kedua di ganglion prevertebralis. Pada semua kasus, serabut postganglionik yang tidak bermielin meninggalkan rantai simpatis di ramus komunikans griseus, yang bergabung kembali dengan nervus spinalis pada level segmental yang sama, sehingga serabut-serabutnya berjalan ke dermatom kutan yang bersesuaian. Di kulit, serabut otonom mempersarafi pembuluh darah kutan, muskulus erektor pili, dan kelenjar keringat.
Persarafan simpatis kepala dan leher.
Beberapa serabut postganglionik mencapai targetnya di perifer melalui saraf spinal segmental, tetapi serabut lainnya dengan berjalan di sepanjang pembuluh darah dan percabangannya, terutama di kepala dan leher. Medula spinalis servikalis tidak memiliki nukleus simpatis sehingga, persarafan simpatis kepala dan leher berasal dari kolum sel intermediloteral segmen torakal keempat atau kelima teratas. Serabut postganglionik dari segmen-segmen ini berjalan naik di dalam rantai simpatis, dan berakhir di tiga ganglion di bagian ujung rostralnya: ganglion servikale superius, ganglion servikale medium, dan ganglion servikotorasikum (stelatum). Ganglion-ganglion tersebut merupakan lokasi relai sinaptik dengan neuron kedua, yang mengeluarkan serabut postganglionik. Beberapa serabut tersebut berjalan bersama dengan saraf spinal ke dermatom kutan servikal. Serabut lainnya, serabut tidak bermielin dari ganglion servikale superius dari pleksus karotikus eksternus, yang menemani arteri karotis eksterna serta percabangannya ke kepala dan wajah, mempersarafi kelenjar keringat, otot polos folikel rambut, dan pembuluh darah. Ada juga serabut lain yang berjalan bersama dengan arteria karotis internus sebagai pleksus karotikus interna, yang mempersarafi mata (muskulus dilatator pupilae, otot-otot orbitalis, dan muskulus tarsalis) serta kelenjar lakrimal dan kelenjar saliva.
Persarafan simpatis jantung dan paru.
Serabut postganglionik dari ganglion servikalis dan empat atau lima ganglia torasika teratas berjalan di dalam nervus kardiakus ke pleksus kardiakus, yang mempersarafi jantung. Nerves pulmonalis mempersarafi bronki dan paru. Persarafan simpatis organ abdomen dan pelvis. Serabut preganglionik muncul di segmen torakal T5 hingga T12 dan berjalan, melalui nervus splankhnikus mayor dan minor, ke ganglion prevertebral yang tidak berpasangan (ganglion seliakum, ganglion mesenterikum superius, dan ganglion mesenterikum inferius), yang terletak di sepanjang aorta setinggi tempat berasalnya cabang aorta dengan nama yang sesuai. Di dalam ganglia tersebut, serabut splankhnik membuat sinaps dengan neuron simpatis orde kedua, yang kemudian membentuk serabut postganglionik untuk viseral abdomen dan pelvis. Kebalikan dengan serabut parasimpatis, serabut postganglionik simpatis sangat panjang dan membentuk berbagai pleksus sebelum mencapai organ targetnya.
Medula adrenal.
Medula adrenal menempati posisi khusus pada sistem saraf simpatis. Struktur ini analog dengan ganglion simpatis, yaitu dipersarafi langsung oleh serabut preganglionik. Serabut-serabut ini membentuk sinaps dengan neuron kedua yang dimodifikasi di dalam medula adrenal, yang bukannya memiliki akson, tetapi justru mengsekresikan epinefrin dan norepinefrin ke dalam aliran darah. Aktivasi simpatis menginduksi medula adrenal untuk mengsekresikan epinefrin dan norepinefrin, yang kemudian memberikan efek simpatis di perifer. Struktur ini terutama penting pada kondisi stres.
Baca Selengkapnya......

Friday, April 20, 2012

EARLY DEVELOPMENT OF THE NERVOUS SYSTEM (Bag 2.)

Oleh : Arwinder Singh


Histogenesis
Dinding tabung saraf yang baru saja tertutup terdiri atas sel-sel neuroepitel yang akan meluas dan membentuk lapisan epitel bertingkat. Sel-sel ini akan akan membelah dengan cepat dan menghasilkan lebih banyak sel-sel neuroepitel lain. Selama minggu ke-4, neural groove menutup dan terbentuk neural tube diawali pada daerah somite 4 – 6, proses fusi neural folds kearah cranial membentuk otak dan caudal membentuk medulla spinalis. Sel-sel ectodermal berkembang dan membentuk 3 zona konsentris yaitu : 1) germinal (neuroepitelial), 2) mantle, dan 3) marginal. Sel original neural tube yang berupa lapis tunggal terbagi yang kemudian membentuk neuroepithelium pseudostratified yang terus melebar sampai dengan permukaan luar neural tube. Sel-sel yang dekat dengan canal centralis disebut lapisan germinal. Sel-sel ini terbagi dengan cepat, menebal pada dinding neural tube dan berakhir dengan membentuk neuroblast dan glioblast.






Proses undifferensiasi sel pseudostratified neuroepithelium akhirnya bermigrasi keluar dan membentuk 3 lapisan yang terdiri atas 1) di internal, lapisan ependymal columnar – yang menjadi lapisan ependymal dan epithel plexus choroid, 2) di tengah, lapisan sel mantle yang padat – akan menjadi substansia grisea, dan 3) di eksternal, lapisan marginal – akan menjadi substansia alba.

Sel-sel neuron berasal dari neuroepithelium neuroblast dan bermigrasi ke lapisan mantle. Neuroblast berkembang menjadi sel bipolar yang mempunyai axon dan dendrite primitif. Sel-sel penyokong primitif adalah sel glioblast dan bermigrasi ke dalam lapisan mantle dan marginal yang kemudian menjadi sel astrocyte dan oligodendrocytes. Microglia adalah merupakan derivat dari monocyte darah.

Keempat lamina: Basalis, Alaris, Atap/Roof dan Lantai/Floor
Sebagai akibat bertambahnya neuroblas yang terus menerus pada lapisan mantel, tiap sisi dari neural tube memperlihatkan penebalan pada sisi dorsal dan ventral. Penebalan ventral, lamina basalis, mengandung sel-sel motorik kornu anterior dan membentuk daerah motorik medula spinalis ; penebalan dorsal, lamina alaris membentuk daerah sensorik. Suatu alur yang memanjang, sulcus limitans, merupakan pembatas antara keduanya. Bagian midline dorsal dan ventral dari neural tube, yaitu lamina atap dan lamina lantai, tidak mengandung neuroblast dan terutama berperan sebagai jalan serabut saraf yang menyilang dari satu sisi ke sisi lainnya. Selain kornu motorik ventral dan kornu sensorik dorsal, sekelompok neuron berakumulasi diantara kedua daerah tersebut, dan membentuk kornu intermediat. Kornu ini mengandung neuron dari sistem saraf otonom bagian simpatis, dan berada di Thorakal (T1-T12) dan bagian atas Lumbal (L2 atau L3) dari medula spinalis.

Baca Selengkapnya......

Monday, April 16, 2012

Sistem Saraf Otonom Perifer


Aditia Anandito

Pendahuluan
Sistem saraf otonom, bekerja secara bersama-sama dengan sistem endokrin dan berbagai nukleus batang otak, mengatur fungsi-fungsi vital yang diperlukan untuk mempertahankan lingkungan internal (homeostasis), termasuk respirasi, sirkulasi, metabolisme, suhu tubuh, keseimbangan cairan, pencernaan sekresi dan fungsi reproduktif. Penamaan "otonom" berasal dari fakta bahwa fungsi-fungsi tersebut dikontrol oleh mekanisme yang tidak disadari (involunter).

Hipotalamus merupakan pusat regulasi utama untuk seluruh sistem otonom perifer. Struktur ini mengontrol berbagai fungsi tubuh sebagian melalui impuls saraf dan sebagian melalui jalur hormonal, melalui sistem hipotalamus-hipofisis.
Lengan eferen sistem saraf otonom terdiri dari dua sistem yang saling melengkapi, sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis, yang umumnya memiliki efek antagonistik satu dengan lainnya. Serabut eferen kedua sistem terutama mempersarafi otot polos visera, pembuluh darah, dan kelenjar. Dengan demikian sering disebut dengan serabut eferen viseral (viseromotor), untuk membedakannya dari serabut aferen viseral sensorik. Serabut aferen viseral sensorik, tidak terbagi menjadi dua sistem.
Skema umum sistem saraf simpatis dan saraf parasimpatis. Jaras eferen final sistem simpatis dan parasimpatis terdiri dari dua neuron secara serial. Badan sel neuron pertama (preganglionik) terletak di dalam sistem saraf pusat, sedangkan neuron kedua (postganglionik) ditemukan di ganglion perifer.
Neuron pertama sistem saraf simpatis terletak di segmen torakal dan lumbal medula spinalis (kolum sel intermediolateral, TI–L2); karena alasan ini, sistem saraf simpatis kadang-kadang disebut dengan sistem torakolumbal. Beberapa neuron pertama sistem parasimpatis ditemukan di nukleus nervi kranialis III, VII, IX, dan X sedangkan sisanya ditemukan di kornu lateralis segmen sakral medula spinalis (sistem parasimpatis pelvik, S2–S4). Dengan demikian, sistem saraf parasimpatis kadang disebut sistem kraniosakral.




Neuron kedua sistem saraf simpatis tersusun dalam rantai ganglia prevertebral dan paravertebral (rantai simpatis), sedangkan neuron kedua sistem saraf parasimpatis umumnya terletak di dinding organ yang dipersarafi (ganglia intramural). Neuron pertama kedua sistem menggunakan asetilkolin sebagai neurotransmiternya. Neuron kedua sistem saraf parasimpatis juga menggunakan asetilkolin sebagai neurotransmiternya (sehingga nama alternatif lain untuk sistem saraf parasimpatis adalah sistem kolinergik). Namun, neurotransmiter neuron simpatis postganglionik adalah norepinefrin (sistem adrenergik). Kelenjar keringat merupakan pengecualian ketentuan ini, neuron simpatis kedua yang mempersarafinya adalah kolinergik, seperti neuron kedua sistem saraf parasimpatis.

Baca Selengkapnya......

Nervus Optikus dan Sistem Terkait

Ajid Risdianto

Pendahuluan
Nervus optikus berperan dalam proses penglihatan. Selain itu nervus optikus bersama nervus III berperan dalam reflek cahaya. Bersama dengan sistem terkait, nervus optikus berperan dalam mengolah stiumulus visual menjadi objek yang dapat dilihat manusia.


Visual pathway
Retina
Retina adalah reseptor untuk informasi visual. Sebagai bagian dari nervus optikus, retina merupakan gerbang informasi visual untuk memasuki otak. Komponen yang penting untuk penglihatan pada retina adalah reseptor sensoris, fotoreseptor dan beberapa jenis neuron. Lapisan seluler yang terdalam pada retina adalah fotoreseptor (batang dan kerucut), dua lapisan paling permukaan adalah neuron bipolar dan sel ganglion.
Ketika cahaya memasuki retina maka cahaya akan menginduksi reaksi fotokima pada sel batang dan kerucut yang selanjutnya akan membentuk impuls yang akan dijalarkan ke korteks visual.
Sel batang bertanggung jawab terhadap penglihatan pada tempat gelap, sel batang banyak mengandug rhodopsin yang membuat sel batang sensitif terhadap cahaya. Sel batang mampu mendeteksi foton tunggal, dan menjadi terurai pada cahaya terang dan tidak membantu pada penglihatan terang sehari-hari.
Sel kerucut bertanggung jawab terhadap penglihatan di tempat terang. Sel kerucut memiliki sedikit fotopigmen dibanding sel batang sehingga sel kerucut kurang sensitif terhadap cahaya. Sel kerucut terdiri atas 3 macam berdasarkan sensitifitas spektrumnya yaitu merah, hijau, dan biru. Sel kerucut bertanggung jawab terhadap penglihatan warna.
Fovea adalah tempat dengan penglihatan paling tajam di retina yang berisi hanya sel kerucut yang memproyeksikan sinar ke dalam sel bipolar. Bagian lain dari retina berisi sel kerucut dan batang. Bayangan pada retina tertangkap berkebalikan dengan objek.
Sel bipolar retina menerima impuls dari sel kerucut dan batang yang kemudian akan meneruskannya ke lapisan sel ganglion.
Retina vertebrata terbalik (sebagai contoh fotoreseptor berada pada bagian belakang retina bukan di bagian depan dimana cahaya akan melewatinya terlebih dahulu). Dengan demikian foton (energi cahaya) akan melewati semua lapisan terlebih dahulu sebelum merangsang fotoreseptor. Beberapa kondisi yang mendukung aliran cahaya ke fotoreseptor adalah :
• Sebagian besar ganglion akson berada pada bagian yang berdekatan dengan diskus optikus.
• Fovea bersifat avaskular (tidak ada pembuluh darah didepan fotoreseptor yang akan membiaskan cahaya). Fotoreseptor mendapat suplai oksigen dan makanan melalui jaringan kapiler padat dibelakang epitelium pigmentum.
• Lapisan retina menipis pada bagian fovea sehingga seolah-olah hanya terdapat satu lapis fotoreseptor dan sedikit sel Muller (sel gliar retina).
Sel ganglion menerima input sinyal dari fotoreseptor melalui sel bipolar dan mengirimkannya ke corpus genikulatum laterale. Terdapat sekitar 137 fotoreseptor untuk masing-masing ganglion, dengan demikian akan terjadi pemusatan penglihatan. Jumlah fotoreseptor yang memfokuskan ke sel ganglion bervariasi dari ratusan di perifer dan satu pada fovea centralis. Proyeksi satu-satu pada fovea centralis berfungsi untuk resolusi tingkat tinggi pada pusat penglihatan. Sekitar setengah akson pada nervus optikus merepresentasikan fovea dan daerah disekitarny. Lebih lanjut setengah dari korteks visual primer disekitar fisura kalkarina merepresentasikan fovea dan area disekitarnya.
Akson panjang dari sel ganglion melewati papila/ diskus optikus dan meninggalkan mata sebagai nervus optikus yang berisi sekitar 1 miliar serabut.
Nervus optikus-radiatio optika
Nervus optikus membawa sinyal ini kedalam sistem saraf pusat, nervus optikus berjalan posteromedial meninggalkan bola mata melalui canalis optikus yang berlokasi di tulang sphenoid ala minor menuju sistem saraf pusat.
Pada bagian akhir canalis optikus, nervus optikus memasuki fossa media dan setengah dari serabut ini (dari bagian nasal) menyilang di kiasma optikum dan setengahnya lagi (dari bagian temporal) tidak menyilang. Dengan demikian pada distal kiasma optikum berisi ipsilateral dari temporal dan kontralateral dari nasal dan bersatu sebagai traktus optikus. Bagian kecil dari traktus optikus dan memasuki kolikulus superior dan nukleus pretektal. Serabut ini merupakan bagian penting dari reflek cahaya.
Traktus optikus berakhir di corpus geniculatum laterale yang berisi 6 lapisan sel. Sebagian besar traktus optikus berakhir disini dan membuntuk sinaps dengan neuron geniculatum laterale. Selanjutnya akan terdapat serabut yang melewati bagian paling belakang capsula interna dan membentuk serabut menyebar yang berada di sekitar cornu temporal dan ocipital ventrikel lateral yang selanjutnya disebut sebagai radiatio optika. Radioatio optika ini dikenal juga sebagai serabut geniculocalcarina. Serabut dari radatio optika ini berakhir di cortex visual yang berlokasi di lobus ocipitalis bagian medial, diatas dan dibawah fisura calcarina (area Brodman 17). Serabut dari makula menempati daerah terbesar pada cortex visual. Pada radiatio optika terdapat bagian yang disebut Meyer’s loop yang berbentuk kurva disekitar ventrikel lateral yang membawa informasi dari bagian atas lapangan pandang kontralateral.

Baca Selengkapnya......

Sunday, December 27, 2009

Deep Nuklei Cerebellum dan Sirkuitnya


Jika dilakukan pemotongan secara horisontal terhadap cerebellum maka akan terlihat deep nuclei cerebellum. Deep nuclei tersebut adalah :
  • Nukleus Fastigii, terletak paling medial di dasar ventrikel empat. Nukleus Fastigii kebanyakan menerima serabut aferen dari sel purkinje di Flokulonoudularis (vestibulocerebelum). Serabut eferentnya berjalan langsung ke nukleus vestibularis atau menyilang ke kontralateral cerebellum kemudiaan berlanjut ke formasio retikularis dan nukleus vestibularis. (fasciculus uncinatus)
  • Nukleus Globusus, terletak di lateral nukleus fastigii. Terbagi menjadi dua atau tiga subnuklei.
  • Nukleus Emboliformis, bersama dengan nukleus globusus menerima input aferen dari kortek paravermian dan vermis (spinocerebelum) dan serabut eferenya berjalan kontralateral ke nukleus ruber.
  • Nukleus Dentatus, merupakan nukleus terbesar deep nuclei. Menempati sisi paling lateral substansia alba tiap hemisfer cerebelli. Serabut eferentnya berjalan melalui pedunkulus cerebelli ke nukleus ruber dan thalamus di kontralateral. Thalamus merupakan stasiun relay yang akan memproyeksikan area motorik ke korteks cerebri di area Brodman 4 dan 6.

Proyeksi Serabut aferen dan eferen ke korteks cerebelli dan nuclei
Serabut aferen cerebellum pada akhirnya akan berakhir di deep nukeli cerebellum. Untuk sampai ke deep nuclei tersebut impuls aferen memiliki 2 pola, yaitu :
  • Pola 1. Serabut aferen akan diproyeksikan ke korteks cerebelli kemudian melalui serabut kolateral impuls akan diteruskan ke deep nuclei cerebellum. Di korteks cerebelli (stratum molekulare) impuls aferen akan diolah di sirkuit polisinaps yang komplek yang kemudian akan diproyeksikan ke sel purkinje (korteks cerebelli pars stratum ganglionare). Sel purkinje selanjutnya akan meneruskan impuls ke deep nuclei yang bersifat inhibitorik berupa impuls GABA-ergic.
  • Pola 2. Impuls afere ada yang langsug ke deep nuclei.
Di deep nuclei kedua impuls (dari impuls aferen ke cerebellum dan impuls dari sel purkinje diterima kemudian ditransmisikan ke melalui serabut eferen cerebellum yang kemudian menyampaikan impuls tersebut ke target cerebellum.



Baca Selengkapnya......

Friday, December 25, 2009

Lapisan Cerebellum


Korteks cerebellar terdiri atas 3 lapisan, ketiga lapisan tersebut dari luar adalah sebagai berikut :

  • Stratum molecular. Di lapisan ini terdapat sel basket dan bagian paling luar sel stelata. Axon dan dendrite sel basket dan sel stelata tidak meninggalkan stratum molekulare, tetapi berjalan horizontal. Sel basket terletak berdekatan dengan sel purkinje dan memproyeksikan serabutnya ke sel Purkinje yang mengeliligi sel Purkinje dengan bentuk seperti keranjang.
  • Stratum Ganglionare. Lapisan ini merupakan lapisan tipis yang terdiri atas sel Purkinje yang tertata horizontal, dendrit sel purkinje ini diproyeksikan ke stratum molekulare dengan membentuk bidang tegak lurus ke folium. Akson sel Purkinje merupakan satu-satunya serabut yang meninggalkan korteks cerebellar. Serabut–serabut tersebut diproyeksikan ke deep nuclei dan merangsang pelepasan neurotransmitter GABA yang bersifat inhibitorik. Serabut eferen dari kortek vestibulocerebellum melakukan bypass terhadap deep nuclei dan diproyeksikan langsung diluar cerebellum.
  • Stratum Granulosum. Lapisan ini terdiri atas sel granul yang tersusun rapat yang menyusun > 95% neuron cerebellar. Akson sel granul sebagian besar terdapat di stratum molekulare yang kemudian berjalan di sepanjang folia sebagai serabut parallel dan membentuk sinaps secara tegak lurus dengan dendrite sel Purkinje. Kurang lebih terdapat 200.000 serabut parallel yang membentuk sinaps dengan dengan 1 sel Purkinje. Sel granul cerebellar bersifat glutamatergic dan merupakan satu-satunya neuron di korterks cerebellar yang bersifat eksitatorik terhadap sel targetnya.



Baca Selengkapnya......

Thursday, December 24, 2009

Cerebellum, fungsi dan pengantar anatomi


Cerebellum adalah organ sentral yang terletak di fossa posterior intrakranial. Bagian atas cerebellum ditutupi oleh durameter yang disebut sebagai tentorium cerebelli. Tentorium cerebelli ini sekaligus memisahkan cerebellum dengan cerebri. Cerebellum dihubugnkan dengan batang otak melalui pedunkulus yang terdiri atas 3 macam, yaitu pedunkulus cerebella superior, pedukulus cerebella media, serta pedunkulus cerebelli inferior. Ketiga pedunkulus tadi terdiri masing-masing sepasang di bagian lateral cerebellum yang menghubungkan cerebellum dengan batang otak.

Ventrikel empat merupakan ruangan yang terdapat diantara pedunkulus cerebelli. Ventrikel keempat dihubungkan dengan ruang subarachnoid dengan foramen lucshka dibagain anterolateral serta foramen Magendi di bagian posterior.

Dibagian caudal dari pedunkulus media dan inferior terspat struktur yang terletak di sisi kanan kiri yang disebut sebagai floculus. Kedua struktur ini dihubungkan oleh suatu bangungan yang mengalami penyempitan yang disebut sebagai nodulus. Kedua bangunan ini disebut sebagai floculonodulus.

Fungsi cerebellum secara umum adalah untuk fine motor tuning. Cerebellum terintegrasi dengan bagian otak lain untuk koordinasi gerakan.
Cerebellum secara fungsional dan filogenetika mempuyai 3 fungsi yaitu :
  • Archicerebellum (vestibulocerebellum), bagian ini merupakan bagian yang paling tua, berfungsi utuk keseimbangan. Bagian ini terdiri atas Floculo Nodularis. Menerima impuls sebagian besar dari vestibular.
  • Paleocerebellum (spinocerebellum), bagian ini berfungsi untuk posisi berdiri dan berjalan. Menerima impuls sebagian besar dari spinal sehingga disebut sebagai spinocerebellum. Bagian ini terdiri atas culmen dan lobulus centralis yag terletak di anterior vermis, kemudia juga uvula, pyramid dan parafloculus. Bagian ini dapat disederhanakan sebagai vermis dan paravermis.
  • Neocerebellum (cerecerebellum), merupakan bagian yang paling muda, terletak di lobus posterior cerebellum. Cerecerebellum mempunyai fungsi untuk koordinasi gerakan halus dan komplek dari tubuh.

Secara anatomis Cerebellum terdiri atas 2 hemisfer, yaitu kanan dan kiri, dan vermis yang terletak diantaranya. Disebut sebagai vermis karena bentuknya yang mirip cacing (vermis). Jika dilakukan potongan melintang terhadapcerebellum, maka akan terdapat dua lapisan, yaitu lapisan korteks cerebellum dan lapisan substansia alba dengan deep nuclei yang ada didalamnya. Hemisfer cerebellum merupakan pusat integrasi dan pengolahan impuls aferen yang kemudian diproyeksikan ke deep nuclei. Dari deep nuclei impuls akan disebarkan ke bagian otak yang lain ataupun ke medula spinalis.

Baca Selengkapnya......

Monday, December 21, 2009

Nerve Pathway

Setelah energi dari lingkungan dikonversi oleh reseptor menjadi potensial aksi, selanjutnya potensial aksi tersebut akan berjalan di nervus menuju medula spinalis dan otak. Perjanalan ini melewati jalur-jalur saraf yang biasa dikenal dengan nerve pathway.
Pada penghantaran potensial aksi melalui nerve pathway ini dikenala adanya “doctrin of specific nerve energy” yang mengatakan bahwa setiap serabut saraf hanya akan menghantarkan satu jenis stimulus, diduga hal ini karena setiap serabut saraf hanya berhubungan dengan satu jenis reseptor saja. Kondisi ini mungkin yang menyebabkan bagaimana sistem saraf mampu membedakan setiap jenis rangsang yang dideteksi oleh sistem saraf sehingga otak dapat mempersepsi stimulus tersebut.
Perjalanan impuls ini pada saraf dapat dibagi menjadi 3 tempat :

  • First order neuron, berawal dari reseptor sampai ganglia dorsalis medula spinalis atau ganglion somatic afferent pada nervus kranialis.
  • Second order neuron, badan sel second order neuron berada pada neuraxis (diantara medulla spinalis dan batang otak). Axon second order neuron biasanya menyilang dan berakhir di thalamus.
  • Third order neuron, badan selnya yang berada di thalamus (sebagian besar) selanjutnya memproyeksikan potensial aksi ke korteks serebri.
Selanjutnya jaringan saraf di korteks mengolah potensial aksi ini untuk menentukan lokasi, kualitas, dan intensitas untuk selanjutkan menentukan respon tubuh.



Baca Selengkapnya......

Sunday, December 20, 2009

Meatus Acusticus Internus


Meatus acusiticus internus (MAI) terletak di fossa posterior. MAI merupakan bagian dari tulang temporal, tepatnya di pars petrosa. MAI berisi 3 struktur yaitu :
  • Nervus Fasialis (nervus fasialis dan intermedius)
  • Nervus Vestibulocochlear.
  • Arteri Labyrinthine.
MAI terdiri atas 4 ruangan yang dibatasi oleh crista tranversa (batas superior-inferior) serta crista vertical/bil bar untuk batas anterior-posterior.





Baca Selengkapnya......

Friday, December 18, 2009

Neuroanatomi




Baca Selengkapnya......
 

Pembaca

Anda setuju patung Obama di Taman Menteng?

Template by NdyTeeN